BIJAKSANA DALAM MEMAHAMI KEHIDUPAN DAN KEBUTUHAN SATWA LIAR
Banyaknya kasus Non darurat kebakaran yang ditangani Makodam/Markas komando Damkar Indragiri Hilir dari berbagai laporan pengaduan masyarakat konflik satwa liar dengan manusia yang meresahkan masyarakat dan menimbulkan korban dari luka sampai meninggal dunia dan berdasarkan data hasil evakuasi baik yang sudah dikembalikan ke habitatnya maupun yang ada pada saat ini masih dalam karangkeng terjadi akibat adanya interaksi yang berdampak negative, baik langsung maupun tidak langsung antara manusia dan satwa liar pada kondisi tertentu komplik tersebut dapat merugikan semua pihak yang berkonflik di kabupaten Indragiri Hilir Hal ini disampaikan Bupati Indragiri Hilir.
Lebih lanjut H.M.Wardan mengatakan bahwa Pencegahan konflik manusia dan satwa liar merupakan upaya untuk mengatasi atau mengurangi konflik antara manusia dan satwa liar dengan mengedepankan kepentingan dan keselamatan manusia ,tanpa mengorbankan kepentingan dan keselamatan satwa liar.” Komplik yang terjadi seharusnya dapat mendorong dan pihak terkait untuk lebih bijaksana dalam memahami kehidupan dan kebutuhan hidup satwa liar, sehingga tindakan penanggulangan dan pencegahan konflik dapat lebih optimal terutama mencari pokok permasalahan, menyamakan persepsi, serta merumuskan langkah-langkah dan upaya nyata untuk mencegah konflik manusia dan satwa liar yang nantinya dapat disusun pedoman atau paduan, dan ini bagian tindak lanjut kesepakatan bersama yang sudah ditanda tangani antara Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Indragiiri Hilir dengan BKSDA Propinsi Riau beberapa waktu yang lalu.
Kadis Damkar dan Penyelamatan Kabupaten Indragiri Hilir ‘ Drs.H.Eddiwan Shasby.MM menambahkan disamping pentingnya upaya Mitigasi konflik Satwa liar dan manusia, konflik dapat terjadi dibeberapa wilayah Kabupaten Indragiri Hilir kerap terjadi di desa-desa dimana yang berbatasan langsung dengan pemukiman masyarakat, hal ini terjadi akibat perubahan hutan menjadi kawasan produktif seperti : Pemukiman,Pertanian,Perkebunan, dan Industri, hasil inilah menyebabkan berkurangnya kantung populasi dan mempersempit luasan area jelajah Satwa Liar.
Beberapa konflik satwa liar dan manusia yang terjadi dan Satwa lain yang dievakuasi oleh TRC DPKP Inhil yang menangani bidang Rescue/ Penyelamatan beberapa tahun terakhir Tahun 2021/2022 : Harimau, Buaya, Ular, Biawak, Tawon, monyet, kucing, lembu mencapai 112 kasus.
Satwa Liar yang masih dalam karangkeng dan menunggu untuk dievakuasi ke habitatanya dan koordinasi dengan BKSDA Propinsi Riau terdiri dari : 1 ekor buaya dan 6 ekor ular Piton dengan berbagai ukuran. Sementara satwa liar belum di evakuasi masih dalam karangkeng bagi masyarakat yang beringinan untuk melihat dipersilahkan datang berkunjung ke Makodam Indragiri Hilir.” BREAKING NEWS DPKP INHIL”